“Namun, secara keilmuan tetap memenuhi standar internasional dan menyamai standar universitas-universitas terbaik dunia,” kata Boediono dalam sambutan di acara pembukaan konvensi Kampus yang kesembilan dan Temu Tahunan ke-15 Forum Rektor Indonesia di Gedung Gradhikan Gubernuran Provinsi Jawa Tengah, Jumat, 18 Januari 2013.
Boediono meminta agar pengajaran online produk Indonesia itu dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua lembaga perguruan tinggi dan para mahasiswanya di Tanah Air dengan biaya yang murah. “Mari kita manfaatkan dengan cerdas teknologi untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan kita,” kata Boediono.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menyatakan kunci peningkatan mutu pengajaran adalah tersedianya dosen, pembimbing, serta bahan pengajaran yang berkualitas. Namun, Boediono mengakui kenyataan di lapangan ketersediaan tersebut belum merata di semua perguruan tinggi di tanah air.
Untuk mengatasi hal itu, kata Boediono, bisa memanfaatkan pengajaran online. Saat ini, pengajaran secara online sudah disediakan lembaga-lembaga perguruan tinggi ternama di luar negeri. Boediono menganjurkan kepada perguruan tinggi yang kekurangan dosen dan bahan ajaran yang berkualitas, bisa mengintegrasikan atau mensuplemetasi mata kuliah online. Tapi, Boediono menyayangkan saat ini mata kuliah online itu baru tersedia dalam bahasa Inggris.
Oleh karena itu, Boediono berharap Indonesia bisa menciptakan mata kuliah online dalam bahasa Indonesia dengan contoh-contoh konkret dari Indonesia, tapi harus tetap memenuhi standar internasional. Boediono juga mengingatkan soal persaingan dengan negara-negara lain. Saat ini, kata Boediono, negara-negara di Kawasan Asia, termasuk Cina, telah mengundang universitas-universitas ternama di dunia untuk membuka cabang kampusnya di negara tersebut.
Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh menyatakan siap melaksanakan permintaan Boediono tersebut. “Insya Allah permintaan Pak Wapres bisa kami wujudkan,” kata Nuh. Ia mengatakan saat ini pemerintah sudah punya digital dividend sehingga akan ada trasnformasi dari analog ke sistem digital.
Ibaratnya, kata Nuh, jika dulu tanah untuk membangun rumah hanya untuk satu keluarga, dengan adanya sistem analog, rumah itu bisa digunakan untuk beberapa keluarga karena tanah bisa dibangun tingkat tinggi. Untuk pengajaran online, kata Nuh, ada tiga hal yang perlu disiapkan, yakni isi atau konten, jalan raya yang kanal, serta infrastuktur berupa mobil teknologi. “Saat ini kontennya sudah ada sebagian,” kata Nuh.
Sumber : TEMPO.CO
ROFIUDDIN